Rabu Ditransfer, Besar Rapelan Rp 5,7 Juta-Rp 11 Juta

Minggu, 19 Oktober 2008

MALANG - Ribuan guru yang selama ini menunggu pencairan dana tunjangan profesi bisa tersenyum. Pasalnya, minggu ini proses pencairan akan dilakukan dan segera diberikan pada sekitar 21 ribu guru se-Jatim yang telah lolos sertifikasi. Kabar gembira itu diungkapkan Kepala Dinas P dan K Provinsi Jatim Rasiyo dalam sambutannya saat menghadiri Malam Silaturahmi Kepala Dinas Pendidikan Se-Jawa Timur di Hotel Regent's Park, kemarin malam.
Rasiyo mengatakan, saat ini proses pencairan anggaran hampir final. Ini terlihat dengan turunnya surat perintah pencairan dana (SP2D) dari pemerintah pusat terkait anggaran tunjangan profesi guru. Dia memperkirakan besok Senin anggaran tersebut sudah dikirim ke Dinas P dan K Jatim.

Selanjutnya uang tersebut ditransfer ke cabang Bank BRI di setiap daerah. "Rabu mendatang (22/10) tunjangan profesi sudah bisa diambil," tandas Rasiyo.
Pencairan kali ini untuk 21 ribu peserta sertifikasi kuota 2006 dan 2007. Sayang, Rasiyo enggan membeberkan berapa anggaran untuk pemberian tunjangan profesi. Dia hanya menjelaskan, bagi kuota 2006 tunjangan akan dirapel selama tiga bulan, yakni mulai Juli-September. Rata-rata tunjangan per bulan mencapai Rp 1,9 juta. Sehingga tunjangan rapelan yang diterima mencapai Rp 5,7 juta.
Bagi guru yang lolos sertifikasi 2007, lanjut Rasiyo, mendapatkan rapelan tunjangan selama enam bulan, mulai April-September 2008. "Jika ditotal, per guru bisa mendapatkan tunjangan sekitar Rp 11 juta," kata Rasiyo.
Sedangkan untuk guru yang tidak lolos sertifikasi, diminta mengklarifikasi ke PMPTK selaku lembaga sertifikasi.
Langkah ini diperlukan agar para guru mengetahui kekurangan persyaratan portofolio. "Bisa jadi ada kekurangan persyaratan, misalnya jam mengajar, SK PNS, SK pengabdian bagi guru swasta, atau persyaratan lainnya," terang dia.
Namun, di balik pencaiaran ini, para guru juga harus bersiap-siap untuk mendapat pengawasan dari masyarakat. Pasalnya, Dinas P dan K Jatim akan mengekspos para guru yang lulus sertifikasi melalui media. Langkah ini untuk memberikan shock therapy bagi guru agar mereka termotivasi meningkatkan kinerjanya. "Guru yang lolos sertifikasi harus malu apabila kinerja mereka tidak meningkat. Padahal, mereka sudah diberi tunjangan," jelas dia.
Terkait peningkatan dana BOS 2009, Rasiyo menambahkan, pihaknya telah membuat anggaran 20 persen dari total APBD Jatim. Anggaran itu untuk meningkatkan bantuan dana BOS 2009. Jika sebelumnya SD/MI mendapatkan alokasi Rp 254 ribu per tahun, meningkat menjadi Rp 300 ribu.
Untuk SMP/MTS juga ada peningkatan dari Rp 354 ribu menjadi Rp 420 ribu. Sedangkan untuk bantuan khusus bagi SMA/SMK, jumlahnya juga meningkat dari Rp 333 ribu menjadi Rp 578 ribu. "Kami berharap peningkatan ini bisa ditindaklajuti subsidi dari pemkab/pemkot. Sehingga kekurangannya ada subsidi dari APBD I dan APBD II," tegasnya.
Sementara itu, Kadiknas Kota Malang Sofwan menyambut positif rencana pencairan dana tunjangan profesi. Mengingat tunjangan tersebut telah dinanti oleh para guru yang telah lolos sertifikasi. Apalagi guru yang lulus 2006 seringkali menanyakan ke diknas. "Semoga saja pencairan dana tunjangan segera cair," ucapnya.
Sementara itu, dalam malam silaturahmi itu sebanyak 24 kepala sekolah (kasek) SMPN se-Kota Malang juga menyuguhkan atraksi ketoprak dengan judul "Joko Kendil". Pertunjukkan itu tampaknya menjadi ajang para kepala sekolah untuk menyampaikan uneg-uneg-nya kepada pejabat pemprov dan Pemkot Malang. Mulai dari kritikan tidak cairnya dana tunjangan sertifikasi hingga janji menaikkan anggaran pendidikan 20 persen dari APBD. (gus/ziz)
Sumber :jawapos,19 Okt 2008

Label:

0 komentar: