Siswa Bisa Awasi Kinerja Guru

Rabu, 22 Oktober 2008

MALANG - Pemberian tunjangan sertifikasi guru 2008 kepada guru bersertifikat di Malang Raya selayaknya diikuti dengan mekanisme pengawasan yang akuntabel. Selain kepala sekolah dan pengawas sekolah, pihak yang bisa dilibatkan dalam pengawasan kualitas guru adalah siswa yang menerima pelajaran dari sang guru.
Pengamat pendidikan dari Malang Kamilun Muhtadin kemarin mengungkapkan, siswa punya potensi untuk menilai sang guru. Sebab siswa dipandang masih lebih jujur ketimbang yang bukan siswa. Apa yang dialami dan dirasakan siswa adalah apa yang sebenarnya terjadi di dalam kelas. Kecil kemungkinan siswa melakukan penilaian yang tendensius.

"Kami rasa, siswa perlu dilibatkan dalam evaluasi peningkatan mutu guru bersertifikat. Mereka bisa memberikan penilaian karena mereka yang merasakan langsung," ungkap Kamilun.
Pihak terkait, misalnya Direktorat PMPTK (peningkatan mutu pendidik tenaga kependidikan) bisa menyusun poin-poin penilaian untuk membatasi kriteria penilaian. Sebab kalau tidak dibatasi, siswa akan terlalu melebar. Kriteria penilaian misalnya penguasaan materi pelajaran, cara mengajarnya, cara evaluasi dan sejauh mana guru memberikan nuansa menyenangkan dalam kegiatan belajar mengajar.
"Perlu ada juga poin plus yang dimiliki guru untuk bisa dinilai siswanya," ungkap Ketua I Takmir Masjid Agung Jamik ini.
Ide melibatkan siswa andil dalam menilai kinerja guru, katanya, diambil dari contoh di Australia dan Philipina. Guru di sana sangat hangat dengan siswanya. Sehingga guru benar-benar paham apa yang dipahami atau tidak dipahami siswa dalam pelajarannya.
Soal kesejahteraan guru, Kamilun mengatakan saat ini kalau dibandingkan dengan guru zaman 1960-an jelas berbeda. Sulit untuk mengatakan dulu lebih buruk dari sekarang, atau sebaliknya. Yang pasti, lanjutnya, guru zaman dahulu punya lebih banyak jiwa pengabdian. "Bagi guru bersertifikat, tambahan tunjangan satu kali gaji yang diberikan kami pandang cukup. Oleh karena itu, waktunya mereka kembali memoles jiwa pengabdian," ungkap Kamilun.
Wawasan keilmuan juga wajib diperluas. Saat ini perkembangan keilmuan dan teknologi berjalan begitu cepat. Guru menjadi salah satu gerbang perkembangan keilmuan tersebut. Sehingga kewajiban guru untuk banyak membaca, berdiskusi, berlatih dan pembelajaran guru bisa kembali diaktifkan. (yos/lia)
Sumber;Jawapos 22 Okt 2008

Label:

0 komentar: